TAWURAN PELAJAR
MEMBUAT KERICUHAN PARA
WARTAWAN
Contohnya seperti kejadian yang beredar saat
ini para pelajar SMAN
6 yang membuat kericuhan dengan para wartawan hingga akhirnya
menimbulkan korban. kali ini bukan masalah antar pelajar ataupun sekolah. hal
ini menyangkut media dan seorang jurnalis yang menjadi korban sehingga
penyelesaian masalahnya menjadi lebih rumit dari pihak para pelajar dan
wartawan saling menyalahkan. kasus seperti ini membuat sekolah tersebut
tercemar karena para pelajarnya seperti tidak terdidik dengan baik padahal
sekolah ini mempunyai prestasi yang cukup baik dibanding sekolah lain. seperti
kronologi yang mereka lakukan ini sumber. kasus ini
jelas-jelas sangat merugikan bukan hanya wartawannya yang menjadi korban dan
juga pihak sekolah yang diminta ganti rugi bahkan pelajar itu sendiri pun
mendapat sanksi karena sikap yang mereka lakukan kepada para wartawan hingga terkena
pasal seharusnya. hal seperti ini membuat suasana sekolah ini pun menjadi
berbeda. karena adanya kasus ini pihak sekolah pun sempat meliburkan
siswa-siswinya. mungkin untuk membuat suasana sekolah menjadi lebih kondusif
pada saat mereka kembali melakukan aktivitas sekolah.
Tanggapan :
Ini merupakan salah satu masalah sosial di Indonesia yang
mengkhawatirkan apalagi dikalangan pelajar yang terdidik. hal ini seharusnya
merupakan masalah yang mengkhawatirkan bagi lembaga pendidikan dan keamanan.
seharusnya pengamanan seperti ini lebih diperketat lagi mungkin oleh satuan
petugas agar tidak terjadi kericuhan seperti ini lagi namun tetap saja
kericuhan atau tauran seperti ini terus terjadi dikalangan para pelajar hingga
kasus seperti di SMAN6 ini terjadi. sudah seharusnya penanggulangan dalam hal
seperti ini cepat diselesaikan agar mutu pendidikan di indonesia ini lebih baik
dengan tidak adanya para pelajar yang membuat kericuhan karena seharusnya
kegiatan yang mereka lakukan yaitu belajar dengan baik tidak perlu membuat
masalah yang bahkan menimbulkan korban yang itu semua sangat merugikan
Sumber : dipostkan 20 Oktober 2011 oleh tantijs blog’s
Putus Cinta, Siswi mencoba bunuh
diri di kelas
Siswi kelas 3 SMK PGRI Nganjuk, Yunita (17)
benar-benar nekat.
Saat mengikuti proses belajar di dalam kelas, gadis asal Desa Glagahan, Kecamatan Loceret, Nganjuk ini tiba-tiba menenggak empat tablet obat flu dan empat tablet sakit mag.
Tak ayal, ulahnya membuat ruang sekolah gaduh. Apalagi setelah minum obat, Yunita langsung ambruk dengan wajah pucat pasi dan suhu tubuh dingin. Mulutnya mengeluarkan busa, tanda overdosis akibat minum obat berlebihan.
Para guru pun langsung membawanya ke RS Bhayangkara Nganjuk. Siswi jurusan akutansi ini harus menjalani pencucian perut.
“Nyawa Yunita nyaris tidak tertolong,” kata Endarto, Humas RS Bhayangkara Nganjuk.
Usut punya usut, Yunita nekat mencoba bunuh diri akibat sikap orang tuanya yang pilih kasih dalam memberi perhatian. Selain itu dia merasa dijauhi teman-temannya di sekolah.
“Informasinya, Yunita stres karena juga baru putus dengan pacarnya,” ujar guru di SMK PGRI Nganjuk.
Saat mengikuti proses belajar di dalam kelas, gadis asal Desa Glagahan, Kecamatan Loceret, Nganjuk ini tiba-tiba menenggak empat tablet obat flu dan empat tablet sakit mag.
Tak ayal, ulahnya membuat ruang sekolah gaduh. Apalagi setelah minum obat, Yunita langsung ambruk dengan wajah pucat pasi dan suhu tubuh dingin. Mulutnya mengeluarkan busa, tanda overdosis akibat minum obat berlebihan.
Para guru pun langsung membawanya ke RS Bhayangkara Nganjuk. Siswi jurusan akutansi ini harus menjalani pencucian perut.
“Nyawa Yunita nyaris tidak tertolong,” kata Endarto, Humas RS Bhayangkara Nganjuk.
Usut punya usut, Yunita nekat mencoba bunuh diri akibat sikap orang tuanya yang pilih kasih dalam memberi perhatian. Selain itu dia merasa dijauhi teman-temannya di sekolah.
“Informasinya, Yunita stres karena juga baru putus dengan pacarnya,” ujar guru di SMK PGRI Nganjuk.
Tanggapan
:
Seharusnya Yunita berfikir positif tentang
orangtuanya yang pilih kasih. Mungkin ada hal dalam dirinya yang perlu
diperbaiki. Dan stress karena baru putus dengan pacarnya tidak perlu difikirkan
terlalu dalam. Toh laki – laki tidak hanya dia, masih banyak laki – laki yang
lebih baik. Ingat pepatah, mati satu tumbuh seribu.
Sumber : Surabaya Post
Tidak ada komentar:
Posting Komentar